• gambar
  • Header1

Selamat Datang di Website SMA NEGERI 1 CIOMAS. Terima Kasih Kunjungannya

Pencarian

Banner

Jajak Pendapat

Bagaimana pendapat anda mengenai web sekolah kami ?
Sangat bagus
Bagus
Kurang Bagus
  Lihat

Statistik


Total Hits : 197300
Pengunjung : 67049
Hari ini : 2
Hits hari ini : 9
Member Online : 0
IP : 34.231.180.210
Proxy : -
Browser : Opera Mini

Prestasi Siswa


Juara PMR

Lomba Palang Merah (PMR) dalam Ajang EDUTISI 2023 Sultan Ageng Tirtayasa



:: Selengkapnya

Status Member

Pemuda Asal Ciomas Banten Ini Memilih Mengabdi di NTT, Begini Kiprahnya




SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Aldi Reihan, pemuda kelahiran 1997 yang berasal dari Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang, Banten merupakan salah satu pemuda yang menginspirasi dan patut diacungi jempol.

Dia merupakan salah satu lulusan Bimbingan Konseling Islam UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten dengan berbagai prestasi yang diraihnya hingga lulus dengan bebas biaya kuliah dan mendapatkan beasiswa Bidikmisi.

Kecintaannya dalam dunia pendidikan dia tuangkan di berbagai aktivitas yang berbau literasi. Sehingga dunia kerelawanan dapat dikatakan menjadi salah satu identitas yang dimilikinya.

Selain masuk di berbagai komunitas atau organisasi, dia juga bahkan membentuk beberapa komunitas yang tentunya bernilai edukasi dan juga motivasi yang kuat, salah satunya adalah ‘Badut Fino’ yang dibentuknya sebagai media pembelajaran dan hiburan bagi anak-anak terkena bencana alam yang kadang kala berkolaborasi dengan beberapa komunitas dan organisasi.

Jiwa pengajar yang melekat pada dirinya, mampu menghantarkan dia berada di sebuah desa pengabdian, di SDN Leomanu, Desa Nunuanah, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Bulan November 2022 lalu menjadi awal perjalanan Aldi mengabdi di pulau sebrang yang mendaftarkan diri di program PIJAR (Pi Mengajar) yang di selenggarakan oleh CT Arsa Foundation, sebuah NGO dengan salah satu programnya mengajar di sekolah remote area yang dilakukan secara berkala dengan masa pengabdian satu tahun.

Dirinya mengaku bahwa banyak hal yang menantang terutama dalam hal adaptasi. Namun hal itu tidak mematahkan semangat.

“Alasan utamanya, ingin mengimplementasikan apa yang sudah didapatkan ketika menjadi murid. Selain itu juga ingin bermanfaat kepada sesama yang salah satu caranya menjadi guru di perbatasan yang masih minim akan Pendidikan,” katanya, Rabu 25 Januari 2023.

Dengan memiliki motivasi yang kuat untuk mengembangkan literasi para siswa di tempat pengabdian, hal itu mampu mendorongnya masuk menjadi salah satu dari 25 Nomine Teacher Literacy Award Tahun 2023, merupakan penghargaan yang patut dibanggakan dan diacungi jempol.

“Setiap orang berhak memilih cita-citainya masing-masing, namun tidak semua mendapatkan apa yang diingankan. Untuk itu, menjadi Guru ini adalah sebuah proses yang patut disyukuri, karena bisa tercapai cita-cita. Tentu sebuah kebahagiaan juga bisa mendidik anak-anak di wilayah yang berbatasan dengan Timor Leste,” Jelasnya.

 

Berita ini dilansir dari RADAR BANTEN

Reporter: Syabani (GenRB)
Editor: Abdul Rozak



Share This Post To :




Kembali ke Atas


Berita Lainnya :




Silahkan Isi Komentar dari tulisan berita diatas :

Nama :

E-mail :

Komentar :

          

Kode :

 

Komentar :


   Kembali ke Atas